Friday, May 13, 2016

Sanjiwani Pelukatan, Nusa Penida

Perjalanan SDT ke Pura Tap Sai sangat istimewa, dikarenakan tempat yang kami kunjungi sangat indah juga membawa kami bertemu dengan seorang pemangku. Kami lupa namanya, hanya kami ingat karena kami mendapat teguran bahwa : "Tujuan orang metirta yatra bukanlah untuk foto-foto". "Jika adik-adik ingin mendalami dunia spiritual, cari tempat melukat dan pura di dalam tanah (gua), diatas tanah (pancoran jika merupakan tempat melukat) dan di puncak, masing-masing 5 tempat." 

Saya tidak tahu tujuan masing-masing SDT, namun sebagian besar dari kami tidak lebih dari perjalanan menuju pembelajaran agar lebih mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan dalam hidup kami. Alam yang indah, kecukupan dalam hidup kami, pekerjaan dan teman-teman yang luar biasa menjadi doa kami dalam renungan setiap perjalanan kami ketempat suci. Dan kami memaknai melukat merupakan usaha untuk pembersihan diri menggunakan energi alam dengan harapan energi negatif akan dibersihkan. 

Kembali lagi ke tempat melukat berikut ini merupakan salah satu yang berada dibawah gua. Lokasinya berada tidak jauh dari Pura Dalem Peed. Kearah kanan sebelum Puncak Mundi, Nusa Penida, Bali.

Anda bisa bertanya kepada penduduk Genah Melukat Sanjiwani ini. Tempatnya indah, pantainya bersih dan sangat menenangkan. Ada villa yang sedang dibangun dengan view menghadap ke pantai saat itu. Benar-benar luar biasa tempatnya. Diatas tempat melukat ada pohon kepuh yang sangat besar. Disini tempat anda mengaturkan pejati. Setelah itu anda bisa menuruni bebatuan untuk sampai ke lokasi. Entah karena jalan yang kami tempuh lumayan jauh dari tempat parkir atau apa, yang jelas kedua kaki saya terasa sangat panas waktu berada disini.
Menikmati segarnya Klembutan/air sumber

Tuesday, May 3, 2016

Pura Medang Kemulan

Pura indah tujuan SDT ini terletak di Desa Mondoluku, Dusun Buku, kecamatan Wringinanom, Gresik Jawa Timur. Pura ini dapat ditemukan dengan mudah dengan Google Map ataupun waze.
Perjalanan ini kami sebut dengan perjalanan acak, tanpa rencana sama sekali. Kami berangkat jam empat pagi dengan penerbangan paling pagi. Dari Juanda kami hanya menempuh perjalanan selama 1,5 jam ke Gresik dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di Pura, rasa harupun menyeruak. Pura asri, luas dan megah sungguh membuat kami terpesona.
Kami diterima dengan baik, sangat baik malah oleh Jero Sepuh. Ramah tamah, hidangan pisang goreng dan teh ala Medang Kemulan pun dihidangkan untuk menambah semangat kami. Sejarah Pura yang terlahir dari konsepsi dan tatanan para leluhur yang dicetuskan dengan keyakinan penganut ataupun umat yang ada di Desa Mondoluku Dusun Buku ditandai pada kesetiaan (SETIA) umat yang bertahan sebanyak 7 kepala keluarga sampai dengan melaksanakan selalu kebajikan dan kebenaran (DHARMA) untuk bertahan dari segala cobaan ataupun diskriminasi lingkungan yang sangat hebat walaupun kondisi umat yang SDM-nya sangat rendah dan mereka mampu melaksanakan kegiatan Yadnya dengan tulus ikhlas hingga pura tersebut bisa bertaha (BHAKTI). Dari hal tersebut diatas, yang menjadi pedoman ataupun cikal bakal berdirinya Pura Penataran Luhur Medang Kamulan adalah semboyan yang dicetuskasn oleh para leluhur kepada umat yang ada di Desa Mondoluku yaitu Satya Dharma Bhakti melalui nama puranya.
Sebelum melakukan persembanyangan kami melukat. Percaya tidak percaya, saya menyaksikan sendiri dimana orang yang terkena sakit karena ilmu hitam  akan bisa dinetralisir dengan kekuatan doa atas ijin Tuhan Yang Maha Kuasa.
Setelah melukat kita akan dipandu untuk melakukan persembahyangan di Lingga Yoni, kemudian sungkeman kepada Tiga Mpu yang sangat berjasa pada sejarah Hindu di Nusantara tercinta.
Setelah itu kami melakukan persembahyangan di Penataran pura Medang Kemulan dengan sangat khusyuk. Penyatuan ego, kepasrahan akan hidup, penyerahan seutuhnya kepada Yang Kuasa dan wanginya dupa menyatu padu membuat semuanya berarti bahwa semua akan lebih baik.
Semua ini ditutup dengan sumkem kepada Ken Dedes, ibu Pertiwi. Ucapan syukur, menikmati setiap momen indah dalam hidup sungguh menguatkan rasa saat itu.
Suksma Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan bimbingan MU. Kami benar-benar larut dalam kepasrahan dan rasa syukur yang amat dalam.
Add caption