Saturday, March 12, 2016

Pura Kancing Gumi

Salah satu Tempat dasyat untuk Meditasi. Pura yang megah dan indah, sejatinya menjadi salah satu pura yang memegang arti penting dalam bentang kosmologi-spiritual Bali. Seperti namanya, pura ini merupakan kunci yang menentukan kestabilan Pulau Bali bahkan dunia. Karenanya, di kalangan warga Desa Adat Batu Lantang, pura ini diyakini sebagai penekek jagat (penguat atau penjaga stabilitas dunia).
Memang, ihwal kelahiran Pura Kancing Gumi dikaitkan dengan mitos masa-masa awal terjadinya Pulau Bali yang tidak stabil. Sebagaimana ditulis dalam sumber-sumber susastra tradisional seperti lontar atau pun purana, awalnya keadaan Pulau Bali dan Lombok sangatlah labil juga sepi tanpa penghuni. Ibarat perahu tanpa pengemudi, keadaan pulau ini oleng tidak menentu arahnya.
Keadaan ini membuat Batara Hyang Pasupati kasihan dan ingin menstabilkannya. Kala itu di Bali baru terdapat empat gunung yakni Gunung Lempuyang di timur, Gunung Andakasa di selatan, Gunung Batukaru di barat dan Gunung Beratan di utara. Akhirnya, untuk menstabilkan Pulau Bali, Hyang Pasupati memotong puncak Gunung Semeru di Jawa Timur dan menancapkannya di Pulau Bali dan Lombok. Keadaan Pulau Bali dan Lombok pun stabil.
Selanjutnya, dalam Dewa Purana disebutkan, setelah keadaan Pulau Bali stabil, Bhatara Hyang Pasupati menyebarkan amertha berupa lingga-lingga. Sebagai pacek (pancang) gumi Bali ditancapkan sebuah lingga di sebuah pebukitan yang belakangan dikenal dengan nama Batu Lantang. Lingga itulah kemudian dikenal sebagai Hyang Gunung Alas atau Hyang Kancing Gumi. Sumber-sumber sejarah menyebutkan, sebelum dikenal istilah pura di Bali lebih dikenal istilah hyang.
ah dan lain daripada yang lain. 
Yang lebih istimewa lagi, di Pura ini kita akan bertemu dengan Jro Mangku yang sangat menyenangkan. Hidangan kopi, abu hitam dari Lingga akan dihiaskan di dahi sesudah kita oleskan di lidah, membuat kami merasa sangat senang.
Bakta Siwa sungkem kepada LINGGA YONI