Hari kedua SDT berada diNusa Penida, setelah melewati malam panjang di Pura Dalem Ped dan Pura Dalem Bungkut dalam suasana mencekam. Kurang istirahat dan kurang tidur. Namun semuanya terbayar ketika pagi hari kami menikmati indahnya pagi di kebun salah seorang warga. Kopi, pisang goreng dan pemandangan desa dengan suara binatang seperti kambing, babi, sapi dan ayam sungguh menyegarkan. Setelah mandi kami dari Pura Dalem Bungkut sepakat menuju Pura Mobil dan berencana membeli sarapan di perjalanan.
Namun, sepanjang perjalanan kami tidak menemukan satupun pedagang makanan, hingga kami benar-benar kelaparan. Jalan yang rusak berat, laut dan jurang terpampang didepan kami. Mengendarai sepeda motor terasa seperti naik rodeo karena jalan yang rusak parah.
Setelah kira-kira 3 jam menempuh perjalanan, semuanya seperti terbayar, kami menemukan pohon juwet yang berbuah lebat, hitam-hitam dan manis, cukuplah untuk mengganjal perut kami. Namun dari semuanya itu, pemandangan pantainya benar-benar sangat memukau dan membuat jiwa benar-benar tenang. Saat itulah, saat mendalam rasa syukur kami karena diberkahi waktu dan kesehatan untuk menyaksikan langsung kepingan Syurga yang jatuh kebumi.
Indahnya pantai sepanjang Pura Mobil |
Mobil klasik yang paling banyak digemari jenis mobil Volkswagen
Beetle atau yang lebih dikenal VW Kodok dan mobil Jimny. Hingga
sekarang, mobil jenis ini masih diminati dan digemari karena bentuknya
yang imut dan unik. Mobil VW dirancang oleh seorang insinyur otomotif
berkebangsaan Austria bernama Ferdinand Porsche. Mobil ini berasal dari
Jerman yang diproduksi mulai tahun 1938-2003. Sedangkan mobil Jimny
diproduksi oleh perusahaan industri
otomotif Suzuki dan dibuat pertama kali pada tahun 1970. Namun, di Bali
tepatnya di Banjar Karang Dawa, Desa Pakraman Dwi Kukuh Lestari, Nusa
Penida terdapat pelinggih yang terbuat dari batu padas berbentuk mobil
Volkswagen Beetle (VW Kodok) dan mobil Jimny di Pura Paluang.
Keberadaan Pelinggih mobil ini diyakini masyarakat setempat sudah ada
sejak zaman dahulu sebelum kedua jenis mobil tersebut diproduksi.
Menurut Jero Mangku I Wayan Suar, Pemangku Pura Paluang mengatakan
keberadaan pelinggih mobil tersebut diketahui sudah ada pada awal tahun
1900-an. “Pada tahun itu di Nusa Penida belum ada mobil, masyarakat
disini tidak tahu bentuk mobil itu seperti apa. Apalagi akses jalan
disini dulu masih jalan setapak, tidak bisa dilalui mobil,”. Menurut
Beliau memang tidak ada prasasti terkait mengenai sejarah keberadaan
Pura Paluang. “Bahkan dari beberapa penuturan orang-orang yang sudah
sepuh saya mendapat informasi kalau pura ini diperkirakan ada sejak 300
tahun yang lalu,”. Semua informasi mengenai pura ini berdasarkan cerita
para orang-orang tua terdahulu.
SDT 2015
SDT 2015
PURA TERUNIK VERSI SDT |